
Siapa yang tidak kenal Radutya Dika, si penulis gokil yang namanya mulai selangit ketika Kambing Jantannya mulai jadi banci tampil di layar lebar. Awalnya aku merasa aneh, ko ada seoang anak lelaki waras yang mau mengumbar cerita pribadinya ke khal layak ramai. Garis bawahi LELAKI. Karena kasus LELAKI yang ber-diary adalah satu diantara sejuta. Tapiiiiii......mau diapa lagi kalau memang hoby apalagi bisa buat rupiah yang kepegang mulai dari penjual sayur, tante girang, abg alay, transgender, sampai kaum terpelajar pun, reunian dalam dompet dibelakang pantantnya dika. Jadi jangan heran, kalau pas lagi promo ke toko buku jalannya si dika kayak si komo, pantanya megal megol. Hahahahahaha.....
Tapi sungguh....kalau kamu sumpek, buku inilah obat paling mujarab. Lebih mujarab dari lawakan si sule atau manohara yang baru belajar ngelawak. Dijamin, kamu pasti akan senyam senyum sendiri atau bahkan ngakak sampai air matamu keluar. Gubrakkkk...alay banget
Oh iya, ada seajarah pas beli buku ini di makassar. Karena baru pertamakali ke sana, aku sempat nyasar ga tau jalan pulang. Untunglah senjata pamungkas keluar, teriak manggiil abang becak terus masang nampang yang meyakinkan kalau aku tahu jalur di situ, minta diturunin di jalur angkot yang menuju ke kosan. Taunya, sudah pede, aku salah lagi. Gubrakkkkk.....! tapi ga-pa-pa. Dari pada aku mati joni sendirian mutar-mutar jalan kaki sampe gempor???
Dan satu hal yang aku pelajari dari si dika, bahwa “menghina terlebih kepada diri sendiri terkadang membuat perasaan kita enakan, apalagi kalau bisa menghasilkan duit kayak gini”. uEnak plooooong.........!wkkkk...kkk..kk...e..e..
Kendari, 5 september 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar