Rabu, 30 Juni 2010

Emak Ingin Naik Haji



Raga emak mungkin ngga mampu melewati samudra yang luas begitu untuk pergi ke tanah suci. Tapi emak yakin, Allah pasti tahu hati emak sudah lama ada di situ....sudah lama ada di situ.

Harapan bukanlah pengucapan di lidah melainkan ia berdiri di atas keringat dan air mata. Kesungguhan melapangkan jalan sempit menujunya adalah hal yang mutlak dilakukan, bagi mereka yang melingkar pada ruang keterbatasan. Pun kita tidak pernah sampai menyentuhnya karena kerasnya perjalanan, (yakinlah) pasti ada ruang dimana segala usaha yang telah dilakukan, dihargai dengan indah.

Apakah harapan terindah yang kamu inginkan??

Bagi emak (dan aku yakin juga pasti bagi orang tua kita sendiri), naik haji adalah harapan terindah yang di inginkan. Meski harus mengumpulkan rupiah demi rupiah, itu bukan kendala. Setahun belum cukup, masih ada tahun berikutnya. Belum cukup lagi, masih ada tahun yang berikut dan berikutnya lagi. Sampai dana itu terkumpul meski ketika di sandingkan dengan kemampuan usia, hal itu terkadang sudah tidak logis lagi.

Dan ketika tiap hari emak menabur harapan itu, anaknya Zain, berusaha mengabulkan itu dengan menjual hasil lukisannya. Jelas tidak mungkin mengumpulkan uang 30 juta untuk ongkos haji hanya dari hasil penjualan lukisan di emper jalan. Kebingungan pun bertambah ketika cucu emak, anak Zain, masuk rumah sakit dan memerlukan biaya operasi. Terpaksa, uang emak yang sehari sebelumnya sudah ditabung ke Bank, ditarik kembali.

Jika diperhaitkan, begitu banyak motif mereka yang mampu dalam berhaji. Bagi pengusaha, naik haji adalah gaya hidup. Tidak dibilang HAJI kalau cuman pergi sekali. Bagi anak gaul, naik haji adalah PAMER, tidak dibilang naik haji kalau dia hanya bisa pergi dengan keluarga, tanpa ARTIS IDOLA. Sementara itu, bagi politikus lain lagi. Naik haji adalah KEHARUSAN demi memperoleh gelar HAJI yang itu pasti menjadi barang dagangan yang laris manis ketika di cetak berdampingan dengan tulisan “JANGAN LUPA, COBLOS Drs. H. ....”. Semua itu sah-sah saja, dan masih lebih logis ketimbang orang yang mampu tetapi belum mau naik haji karena alasan BELUM ADA PANGGILAN.

Film ini, sekali lagi begitu indahnya. Tak henti membuat mataku berkaca kemudian hidungku ribut tak beraturan. Soundtracknya, akting pelakonnya, terlebih maknanya. Luar biasa. Namun demikian, ada sedikit yang aku merasa kurang sreg (mungkin karena aku kurang nyaman dengan mereka yang berdakwah dengan suara yang KERAS) ketika UJ muncul. Kenapa bukan yang lain yang memilki suara yang sahdu (yang suaranya tidak terlalu besar, dan tidak juga terlalu kecil) seperti Qurais Sihab atau AA Gym? Tapi sudahlah, itu hanya masalah selera.

Saran saya cuman satu (kalau kalian berniat untuk nonton bareng), duduklah di tempat yang sinar lampunya tidak begitu terang, biar pas kalian nangis, ga ketahuan dengan orang di samping.

Dan aku jamin, itu pasti terjadi!

DOWNLOAD FILE CD1
DOWNLOAD FILE CD2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar